Bagaimana mungkin aku hidup dengan mu jika bersamamu saja membuat aku jengah. pikir Rave.
lelaki itu mulai lelah dengan ocehan Fira, perempuan cerdas dengan sejuta pesona. tak ada yang memungkiri bahwa Rave dan Fira pasanga paling sesari di kampus. Zafira yang begitu anggun dan cerdas bersanding dengan Rave, Bintang kampus dengan status mahasiswa berprestasi. ditambah lagi nilai plus matanyayang cokelat dan kulitnya yang putih membuat dia bersinar diantara teman teman seangkatannya. bukan hanya seangkatan, se antero kampus. pasti kenal Rave. Kandidat ketua BEM yang memilih mundur karena ketahuan timnya melakukan Black Campagne.
Rave berulang kali melirik arlojinya, sebentar lagi jam 4 pikirnya. aku harus bergegas.
"Fir, aku pulang dulu. sampein salam sama mama papa kamu ya." uapan Rave menghentikan celoteh Fira tentang kompetisi karya tulis yang diikutinya. Fira hanya mengangguk.
"Okey, besok kita ketemu lagi kan sayang." tanyanya sambil mengantar Rave ke halaman depan. Rave hanya mengangguk. Tidak mengerti dengan perasaannya. ada yang kurang dari Fira. pikirnya. entah apa itu. Hatinya seolah tidak mampu membuka sangkar kupu kupu yang dulu sering kali berterbangan di dalam perutnya.
Rave bergegas, hujan sudah dari tadi jatuh, banjir setinggi mata kaki dimana-mana. Rave memacu motornya lebih cepat lagi.
"Semoga gak mogok" doanya dalam hati.
betul saja, perempuan berambut ikal itu menundukkan kepalanya di bawah halte bus. bukan malah menunggu bus yang akan dinaikinya.
"Ladisha" bisik Rave. Tak berani mendekat. Sudah hampir dua tahun Rave tak berjumpa dengan perempuan itu. tiba tiba saja Ladisha menghilang dari kehidupannya. Baru beberapa hari ini saja ia mulai menemukan Ladisha di halte yang sama setiap sore. Ada yang menahannya mendekati Ladisha. Entah apa. Wajah sendu perempuan itu membuatnya takut mendekat. membuatnya takut bahwa luka yang dulu dibuatnya akan terbuka lagi. Rindu, Rave bahkan sangat merindukannya. lagi lagi hari ini dibiarkannya perempuan itu pergi tanpa menyapanya.Hujan sore itu sudah memuat kuyup pakaiannya. ia harus bergegas pulang kalau tak ingin besok terserang flu.
Ada yang tak dilihat Rave, air mata Ladisha yang tersamarkan air hujan.
Cerita dari hidup yang singkat, seperti gelembung sabun.
Jumat, 05 Oktober 2012
Blog Archive
-
▼
2012
(114)
-
▼
Oktober
(20)
- Memoar kala hujan
- Aku, ibumu dan hati yang lain.
- masih
- Melarikan diri
- Karma
- Cepat besar ya...
- Capsule 1 : First Capsule
- Kebahagiaan Penulis
- Di- Ter- Me
- An angle
- Ladisha : The Script 2
- Ladisha : The Script
- Rave : Ambiguitas Rasa
- Ladisha : Coretan dibawah hujan
- I am a writer
- Pagi kesekian aku masih menunggu. berharap semua a...
- I believe that I am happy without you.....
- Ucapan Tulus-Kebahagiaan Sempurna
- I am a loser
- Tanpa judul
-
▼
Oktober
(20)
Labels
Alien
Anak Kos
anakku
Anakniburju
asrama
badai
Bahan Kuliah
banjir
becak motor
bencana
bkkbn
blog
blurb
bunga
cerita
cerpen
cinta
cowok keren
einstein
Fiction
fisika
Flash Fiction
Flashback
funny face
Gagas Media
Galau
gerak vertikal
hidup
him
Hope
image
iseng
jam
jenius
kau
keputusan KPU
kesal
kuliah
kutipan
life
mahasiswa
makanan
Malam Minggu
Marriage
married
medan
membaca
merried
mimpi
Mom
motivasi
nikah
perempuan
perubahan
pesanmama
Presiden terpilih
Prince
puisi
rejeki
rindu
Robot
sehat
Surat untuk presiden terpilih
tempat ini
Time capsule
tips
twitter
ulang tahun
unik
usaha
wife
work
Copyright (c) 2010 Asem Manis Hidup and Powered by Blogger.
0 comments:
Posting Komentar