Jumat, 05 Oktober 2012

Rave : Ambiguitas Rasa

Bagaimana mungkin aku hidup dengan mu jika bersamamu saja membuat aku jengah. pikir Rave.
lelaki itu mulai lelah dengan ocehan Fira, perempuan cerdas dengan sejuta pesona. tak ada yang memungkiri bahwa Rave dan Fira pasanga paling sesari di kampus. Zafira yang begitu anggun dan cerdas bersanding dengan Rave, Bintang kampus dengan status mahasiswa berprestasi. ditambah lagi nilai plus matanyayang cokelat dan kulitnya yang putih membuat dia bersinar diantara teman teman seangkatannya. bukan hanya seangkatan, se antero kampus. pasti kenal Rave. Kandidat ketua BEM yang memilih mundur karena ketahuan timnya melakukan Black Campagne.

Rave berulang kali melirik arlojinya, sebentar lagi jam 4 pikirnya. aku harus bergegas.
"Fir, aku pulang dulu. sampein salam sama mama papa kamu ya." uapan Rave menghentikan celoteh Fira tentang kompetisi karya tulis yang diikutinya. Fira hanya mengangguk.
"Okey, besok kita ketemu lagi kan sayang." tanyanya sambil mengantar Rave ke halaman depan. Rave hanya mengangguk. Tidak mengerti dengan perasaannya. ada yang kurang dari Fira. pikirnya. entah apa itu. Hatinya seolah tidak mampu membuka sangkar kupu kupu yang dulu sering kali berterbangan di dalam perutnya.

Rave bergegas, hujan sudah dari tadi jatuh, banjir setinggi mata kaki dimana-mana. Rave memacu motornya lebih cepat lagi.
"Semoga gak mogok" doanya dalam hati.
betul saja, perempuan berambut ikal itu menundukkan kepalanya di bawah halte bus. bukan malah menunggu bus yang akan dinaikinya.
"Ladisha" bisik Rave. Tak berani mendekat. Sudah hampir dua tahun Rave tak berjumpa dengan perempuan itu. tiba tiba saja Ladisha menghilang dari kehidupannya. Baru beberapa hari ini saja ia mulai menemukan Ladisha di halte yang sama setiap sore. Ada yang menahannya mendekati Ladisha. Entah apa. Wajah sendu perempuan itu membuatnya takut mendekat. membuatnya takut bahwa luka yang dulu dibuatnya akan terbuka lagi. Rindu, Rave bahkan sangat merindukannya. lagi lagi hari ini dibiarkannya perempuan itu pergi tanpa menyapanya.Hujan sore itu sudah memuat kuyup pakaiannya. ia harus bergegas pulang kalau tak ingin besok terserang flu.
Ada yang tak dilihat Rave, air mata Ladisha yang tersamarkan air hujan.


0 comments:

Posting Komentar