Jumat, 12 Oktober 2012

Capsule 1 : First Capsule

"Rave... " aku mengetuk kamar kos kosan Rave. sudah sepuluh kali ku miscall ponselnya tak ada jawaban. yang kesebelas kali, sepertinya ponselnya mati lowbat. Beli hape baru dong Rave... ucapku biasanya komplain padanya, dia hanya menggeleng.

"Rave.." panggilku lebih keras. Rio, teman sekamar Rave yang keluar.
"Rave lagi mandi tunggu diluar aja Dish." aku tersenyum. Menunggu di luar kos kosan rave membuatku jengah kadang. Ada saja teman teman Rave sesama anak kos-kosan cowok yang iseng menggangguku. Rave selalu bilang "Karna lo cantik" aku cuma nyengir.
Hari ini aku sudah berada di depan kos kosannya. Kulirik jam tangan gambar Doraemon ditanganku 08.00. pantes saja Rave baru bangun. Hari ini aku mengenakan jeans biru pudar dan kaos kuning pucat yang kemudian kupadukan dengan topi biru tua .
"Berisik lo ah " Ucap rave begitu keluar dari kamar. Aroma sabun menguar dari tubuhnya. Segar.
"Kan udah gue ingetin lo jangan telat. udah waktunya nih. hihihih " aku mengelak dimarahin akibat ulahku membuat rusuh kos-kosannya pagi ini.
"Iya gue inget. gue ngerjain laporan tadi malam."
"Sorry..." ucapku sambil tersenyum manis.
"yuk ah. udah sarapan lo ?" tanya Rave. Tepat pada saat itu perutku berbunyi.
"Belom tuh hahahahha" Rave tertawa puas kemudian menghidupkan motornya. menyuruhku naik ke boncengannya kemudian membawaku ke tempat sarapan favorit kami.
"Bang, bubur ayamnya 2 ya, yang satu kerupuknya dibanyain.yang satu sambelnya yang banyak." kemudian Rave menoleh ke arahku. porsi yang sambelnya banyak itu memang dipesankannya untukku.
***
Hari ini tepat setahun kami mengubur Time Capsule di belakang perpustakaan kampus. Aku tau itu adalah tempat yang jarang dikunjungi mahasisa, karena untuk pergi kesana hanya bisa dilakukan dengan memutari perpustakaan kampus yang besar.
"Cepetan udah gak sabar" ucapku.
"Iya nih, seinget gue gue ada nyimpen uang seratus ribuan, lumayan lah buat akhir bulan. Aku nyengir Time Capsule itu tidak begitu saja tertanam di dalam tanah. kami hanya menimpanya dengan beberapa batu besar bekas reruntuhan perpustakaan lama.
Aku membuka kaleng biskuit yang ku sebut Time Capsule itu. Kuserahkan bungkusan hijau miliknya dan bungkusan kuning milikku.

Aku membuka bungkusan ku, isinya foto kami saat lulus SMA dengan baju yang masih bersih dan sengaja kutulis dibawah fotonya "tidak ada yang boleh mengotori persahabatan ini. Aku tersenyum dan memberikan foto itu pada Rave. Ya.. foto itu seharusnya berada pada Rave. Aku menikmati setiap saat persahabatan kami. hingga saat ini. isi bungkusanku hanya foto itu dan sebuah surat kecil.

Setahun kemudian,
Waktu berlalu. Kita berhasil menangkapnya dalam kapsul ini, paling tidak kita tidak termakan waktu, karena ada alasan untuk tetap ADA. Ada hal yang bisa saja kita lupa, karena mungkin terlalu banyak hal penting untuk di ingat. 
Terima kasih mau menangkap waktu bersamaku Rave.

Surat itu kuberikan pada Rave. Rave tak membacanya, kemudian berteriak.
"Dish, gue punya uang seratus rebu lagi..." ucapnya menunjukkan uang seratus ribuan yang disimpannya setahun lalu.
"Tunggu ada tulisannya." ucap rave, kami melihat secarik post it yang ditempeldi uang tersebut.
"20% milik Ladisha " Hahaha aku tertawa, setahun lalu Rave punya janji akan membelikanku eskrim cokelat kalau Time Capsule ini berhasil. kemudian kurebut surat yang sedari tadi tak dibuka oleh Rave.

Setahun lagi. 
Kalau memang surat ini berhasil disimpan dan tidak hilang.
itu mungkin Ladisha yang menyimpannya. 
ini kegilaan Ladisha.
Impianku, aku harus menang Lomba Karya Tulis. 

Itu saja? Pikirku, apa lagi yang kuinginkan. huuhh aku menghembuskan nafas panjang.

"Gak piutis.." ucapku.

Rave menarik suratnya, "Gue bukan penulis fiksi kayak elo, yang gue tulis yang apa adanya."


0 comments:

Posting Komentar