Minggu, 07 Oktober 2012

Ladisha : The Script

"Sato" bisik Alita
Sato terdiam. tak menyangka kalau Alita juga ada disana. Alita mengenakan jacket merah maroon, warna favoritnya. Alita mendekati Sato menunjukkan jam kecil pemberian Sato yang berbentuk kalung.
" Kau benar, waktu bisa menjadi segalanya" ucap Alita.
"Diantara sekian manusia, sejuta tempat, dan banyak malam. kenapa justru malam inikau dan aku berada disini? tidakkah kau pikir ini permainan waktu?"
Sato membuka mulut hendak berbicara, Alita memotongnya dengan cepat.
"Waktu itu seperti mesin bergerak To. Benar, seperti bandul jam ini. semua komponennya bergerak tak berhenti untuk berputar terus menerus. karena kalau sedetik saja salah satu geriginya berhrnti. dia tidak akan berhasil menunjukkan waktu" ucap Alita tegas.
Dan kemudian, Alita meninggalkan Sato. Berdiri terpaku menatapnya sebelum kemudian seorang perempuan memanggilnya dari belakang.
"Papa...." ucap perempuan kecil itu bersama seorang wanitadengan terusan hijau tosca.

Alita mendengar panggilan perempuan kecil itu. tanpa menoleh ia berbisik pada dirinya sendiri.
"Waktu benar-benar bisa membuka semua yang tersembunyi" 
Air matanya mulai mengganggu pengelihatannya.

Ladisha menutup notebooknya. Sudah mencapai ending yang dia inginkan. Cerpen miliknya kali ini sangat ia harapkan terbit di majalah perempuan. Hanya karena Ladisha butuh sekali uang untuk membeli sesuatu. Untuk Rave.

Cerpen ini dari Rave dan untuk Rave, Ladisha banyak mengutip kata-kata Rave. Jadi apa salahnya Ladisha memberikan sesuatu untuk sahabatnya itu. Ladisha langsung mengambil ponselnya ketika terdengan suara getaran.

Sorry Dish, gw gak bisa nemenin lo. Gw mw jemput Fira.

R-Ave

Ladisha menghela nafas panjang. menjatuhkan dirinya ke atas tempat tidur dan menggumam.
"Bodoh, kenapa aku lupa jadwal Rave menjemput Fira"


0 comments:

Posting Komentar