Rabu, 29 Januari 2014

Aq gak minta apa apa. g minta dibeliin ini itu, gk minta dianter kesana kemari. bahkan saat aq sakit, aq gk minta temeni berobat. aq cuma minta sedikit waktu luangmu. Meskipun fisikmu gak bisa ada di sini, apa perhatianmu juga gak bisa ada. Aku kadang hanya perlu sandaran.

posted from Bloggeroid

God. bantu itan lupain dia. Bantu itan ilangin rasa ini. itn capek. itan nyerah... Dia juga gak mau lagi mpertahankn itan.

posted from Bloggeroid

Minggu, 12 Januari 2014

refleksi 365 hari

Mampukah kau membuatku merasa lebih baik saat aku membutuhkanmu?

365 hari. Hanya sekali kau bilang aku cantik. Hampir tak pernah kudengar kau bilang aku hebat, apalagu baik.
Mengapa kau masih mempertahankanku?

Masih adakah rasa yang dulu selalu segar menguar tawa?

posted from Bloggeroid

Kamis, 09 Januari 2014

Semua orang pernh patah hati, mematahkan dan dipatahkan.
aku tau sakitnya, aku pernah merasakannya. hanya saja sekarang aku memilih untuk mati rasa.
Setidaknya sejak beberapa bulan lalu.
Lelaki itu yang selalu membuat aku percaya bahwa hatiku akan baik baik saja jika kuberikan padaya, nyatanya, setelah sekian lama., dia malah engikat hatiku melemparnya berulangkali keangkasa dan memintaku percaya bahwa dia akan menangkapku.

bagaimana jika aku menemukan kebahagiaan diangkasa? jika aku tidak ingn kembali dalam tangkapannya? jika ternyata aku mulai ragu bahwa dia selalu terjaga untuk menagkapku.

bagaimana bila ternyata suhu udara yang mendingin tiba tiba membuat hatiku perlahan lahan rapuh, aku tidak patah hati.

aku hanya siap untuk pecah.

Metamorph.
Hai masa depan,
Apa kabar?
Aku masih terlalu jauh untuk menggapaimu.
mungkin takkan pernah.

Langkah kaki kecilku terlalu lelah mengejar kalian.
bolehkah kalian sedikit mendekat? menguatkanku yg terlalu leah untuk sekedar berdiri?

Hai masa depan<
perlahan aku mulai ragu masih nyatakah wujudmu?


Minggu, 05 Januari 2014

Dear Paulo

Dear Paulo...

Aku menemukan Aleph ku.
Entah yang keberapa.
Sejak dulu aku selalu berusaha menemukan Aleph ku.
Tempat dimana aku pernah Ada dan akan Ada.

posted from Bloggeroid

Kamis, 02 Januari 2014

Kepingan Suara

'Kenapa kau selalu lama dibawah shower?
Suara airnya mengusir suara suara lain dikepalaku. Itu membuatku tenang.


Kau baru keluar dari ruangan 2x3 meter itu dengan menggunakan handuk. Rambut hitammu basah meneteskan sisa air dirambutmu. Kau selalu saja berlagak cuek.
'Lo lama banget sih Dish?'

Lo cuma berbisik sorry kemudian kembali ke kamar mandi mengenakan pakaianmu. Aku hanya menghela nafas panjang. Seharusnya aku datang satu jam lebih cepat. Harus nya aku tau kebiasaan baru sahabatku, Ladisha .


'Lo lama banget kalo di bawah shower Dish? Gue capek nunggu lo?'
'Sorry...'
Jawaban yang selalu sama dari bibirmu yang dibarengi senyum simpul.
'Ra, kadang ada suara suara aneh yang mengganggu pikiran gw?' ucapmu satu ketika.
'Suara apa?'
'Entah. Suara itu ngebuat gue takut, gak percaya, curiga'
'Termasuk sama Rave?'
'Iya...' wajahmu langsung suram. Aku tau kau begitu mencintai Rave. Berulang kali kau selalu bilang kau takut kehilangannya. Terakhir dua tahun lalu, pertengkaran hebat membuat kalian memilih mengakhiri hubungan itu. Aku tau semua ceritamu dengan Rave.
Ladisha, Gadis cantik dengan binar mata terindah. Setelah pertengkaran terakhirmu dengan Rave, matamu sayu, sembab.
Kau berusaha menahan airmata yang kadang mengalir bahkan saat kau bersamaku. Aku tahu kau begitu merindukannya.
'Gue yang salah Ra. Suara suara dipikiran gue yang ngebuat gue ragu, ngebuat gue ngelepas Rave.'
Ucapmu terisak. Kau langsung pergi ke kamar mandi dan mendapatkan kenyamananmu disana. Dibawah shower air dingin, berjam-jam.
Kukumu membiru, tubuhmu menggigil hingga isakmu tak terdengar lagi.
'Aku berhasil tidak menangis Ra. Aku berhasil menghilangkn suara-suara itu Ra'



'Assalamualaikum...' Aku memasuki rumahmu, Istana baru Ladisha dengan... Ah itu dia, Theo, lelaki yang bisa mengalahkan suara-suara dikepalamu.
'Walaikumsalam Ra, Disha lagi mandi...'
'Dish, Masih lama?' tanya ku di depan kamar mu.
'Bentar lagi siap Ra, gue baru aja mandi.' Jawab mu dari kamar mandi.


'Bagaimana Theo bisa?' tanyaku yang keheranan. Binar mata mu kembali, tawa renyahmu terdengar lagi, dan shower di ruangan 2x3 itu hanya kau pakai sebentar.
Kau hanya tersenyum 'Apa yang diucapkan dari hati, akan sampai kehati juga, Ra'

'Terkadang bisikan yang tulus bisa melenyapkan teriakan. Ra, Theo selalu bisa melenyapkan suara suara dikepalaku, dengan bisikannya' tambahmu. Aku menangguk tersenyum


'Bukan Dish, dia bukan melenyapkan suara suara dikepalamu, hanya saja dia selalu membuatmu percaya dengan membuktikan cintanya. Theo tak pernah membisikkan rayuannya'

posted from Bloggeroid