Senin, 26 Maret 2012

Untuk sahabatku di jalanan.





terik matahari tak kau hiraukan lagi
bukan untukmu saja
untuk kami yang berduka
untuk ibu pertiwi yang menangis
untuk rakyat yang kelaparan


gas air mata, selongsong peluru tak kau takutkan lagi
demi kecintaanmu pada pertiwi
demi kekesalanmu pada perut buncit berdasi
demi hati kecilmu yang terhianati


cibiran hinaan 
menjadi cambuk yang menyakitkan di benakmu


kau punya alasan
atas berjuta rakyat yang berharap
atas berjuta anak yang siap kehilangan pendidikan
atas semua yang bertumpu pada ideologimu


Selamat berjuang 
restu ibu pertiwi menyertaimu....

Untuk negaraku

Aku menuntut perubahan

By : Wiji Thukul

Seratus lobang kakus
Lebih berarti bagiku
Ketimbang  mulut besarmu
Tak penting
Siapa yang menang nanti
Sudah bosen kami
Dengan model urip kayak gini
Ngising bingung, hujan bocor
Kami tidak butuh mantra
Jampi-jampi
Atau janji
Atau sekarung beras
Dari gudang makanan kaum majikan
Tak bisa menghapus kemlaratan
Belas kasihan dan derma baju bekas
Tak bisa menolong kami
Kami tak percaya lagi pada itu
Partai politik
Omongan kerja mereka
Tak bisa bikin perut kenyang
Mengawang jauh dari kami
Punya persoalan
Bubarkan saja itu komidi gombal
Kami ingin tidur pulas
Utang lunas
Betul-betul merdeka
Tidak tertekan
Kami sudah bosan
Dengan model urip kayak gini
Tegasnya
Aku menuntut perubahan. 


* Untuk yang berjuang dijalanan... untuk semua yang hatinya tergetar melihat penindasan..... 

Sabtu, 10 Maret 2012

Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa ??

Sebenarnya takut juga nulis artikel ini. tapi ya namanya juga ini yang sedang saya pikirkan.

Setelah membaca sebuah artikel. mereka membahas tentang gaji guru yang seharusnya dinaikkan, kemudian menyangutkan dengan guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. menurut saya sih, kalo memang si penulis berfikir bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, kenapa dia menyindir pemerintah karena gaji guru tidak dinaikkan?? berarrti jiwa seorang pahlawan tanpa tanda jasa itu gak ada dalam dirinya (penulis tadi seorang guru)

Selain penulis tersebut saya sering bertemu dengan guru yang mengeluhkan kecilnya gaji guru, lho kenapa? saya pikir, bukannya udah ada gaji ke 13. selain itu ada juga beberapa kali kenaikan gaji. masih kurang? bukannya mereka sering juga berjualan buku2? bukannya gajinya seharusnya sudah cukup. karena sore hari mereka bisa bekerja yang lain lagi. banyak lho orang lain yang bekerja lebih dari 12 jam tapi hanya mendapat upah sedikit. dan mereka tidak mengeluh kpada masyarakat luas.

Beberapa guru memang saya anggap benar benar pahlawa tanpa tanda jasa, meskipun mereka lelah, tapi jarang absen. saya salut dengan guru seperti itu.

* ini hanya uneg uneg

Sabtu, 03 Maret 2012

Mereka


Mereka yang mampu hidup dengan sederhana
Mereka yang mampu melakoni perannya dengan seksama
Mereka yang setia dengan apa yang dianutnya
sederhana saja, tidak banyak menuntut
sederhana saja tidak juga mengeluh

Mereka yang berhadir tanpa rasa iri
Mereka yang tertawa tanpa rasa dengki
Begitu saja
Mereka bahagia

Dengan genggaman tangan
Dengan nyanyian
Dengan tawa

Sederhana saja, bahagia itu.