Rabu, 27 Desember 2017

Perempuan yang sudah menikah

Perempuan yang sudah menikah itu sendirian. 

Ia yang dituduh mengambil anak laki laki orang dari ibunya, sebenarnya sendirian.
Sebenarnya dia yang di 'curi' dari orang orang yang menyayanginya. Menjadi sendirian. 


Perempuan yang sudah menikah itu sendirian. 
Ia tak boleh mengadu pada ibunya, tak juga bisa mengadu pada mertuanya. Tak boleh lagi bermanja pada saudaranya, pun tak bisa dengan iparnya

Perempuan yang sudah menikah itu menjadi sendirian. Begitu takutnya dia dulu sendirian, begitu perhatiannya teman-temannya tidak membiarkannya sendirian. 

Sekarang dia sendirian. 
Dia yang di pisahkan dari orang orang yang menyayanginya, justru tak mendapat kasih sayang. 

Perempuan yang menikah itu sendirian. Diharuskan patuh pada lelaki yang mungkin tak peduli padanya. 
Meninggalkan keluarganya demi patuh pada keluarga lain. Membatasi diri nya karna status isteri orang.

Perempuan yang menikah itu sendirian. Tak hanya sendirian, dia juga kesepian. Yang dituntut menjadi sandaran, dia sendiri tak tau harus kemana bersandar. Yang dituntut sabar, dia sendiri tak tau sampai kapan. 

Dia perempuan yang diambil dari keluarganya, untuk menemani seorang lelaki, dia sendiri kesepian. 
Dia yang harus  menjadi rumah tanpa lelah, dia sendiri tak tau kemana harus pulang saat hatinya lelah. 

Perempuan menikah itu sendirian dalam sangkar emas bernama pernikahan. 

Dipendamnya kesepiannya, untuk memperjuangkan kebahagiaan anaknya.

Jumat, 15 Desember 2017

The Baby kicks me

Waw the baby kicks my belly everyday. 

Rasanya lucu.... kadang berpindah tempat. Kadang beberapa kali. Ahhhh cant wait to see u Kakaak.... 

Kamis, 16 November 2017

Suatu Sore

Angin tak terlalu kencang, pun langit belum menjingga. Aku cuma terdiam di dermaga, seperti biasa, melihat horizon. Tanpa batas, luas, tenang yang menyimpan gejolak. Tiba tiba suara sepedamu terdengar mendekat, aku menoleh melihat sepeda kuning mendekatiku. Tak terlalu jelas kulihat wajahmu saat itu. Silau, matahari senja lebih terang dari wajahmu, tak bisa kupungkiri. 

Kau tidak bertanya apapun. Kau langsung duduk di sampingku. Aroma parfummu bercampur dengan aroma laut. Aku suka sekali. Ku hela nafas, menyesap aroma yang membaur itu pelan pelan. Menyimpannya dalam memori. Kau ikut memandang horizon tersenyum tipis hampir tak terlihat, khas gayamu sekali. 

"Kau pembohong." Ucapmu membuka obrolan.
Aku bingung hanya melihatmu. 
"Kau benci pembohong kan?" Tanyamu lagi. Tak perlu ku jawab, kau hanya meyakinkan kalau aku masih memegang prinsip yang sama. 
"Kau pembohong. Semua orang kau bohongi." Ucapmu masih melihat horizon. 
"Kau tersenyum. Tapi kau tidak baik baik saja." Lanjutmu menahan emosi dalam kalimat itu. 
Aku tersentak. Berusaha tidak goyah. Berusaha membangun pertahanan yang telah kau hancurkan hanya dalam beberapa kalimat saja. 

Tapi aku tak berhasil. Laut masih setenang tadi. Tapi tidak aku. Ada yang mulai menggenang, jatuh dalam diam dari mataku, dari hatiku. Kemudian aku tergugu. 
Terisak. Jujur pada diriku sendiri. Aku tidak baik baik saja. 

Kau masih melihat horizon. Tapi tanganmu menggenggam tanganku. Menguatkanku. 

Bagaimana bisa kau lihat aku tidak baik baik saja?



Jumat, 06 Oktober 2017

Hello Kid

Finally... The test Pack is positive. Bener bener terkejut, seneng dan gak nyangka. Padahal pas ngecek itu udah pesimis banget takut jadwal mens balik gak teratur lagi. Dan ternyata garis dua itu terlihat jelas banget. 
Si Suami juga bengong pas dikasi tau test pack nya dia cuma bilang "Apa itu?" 
What??? 
Tapi akhirnya dia ngeh, "Itan hamil ya... Yee seneng lah ya". Itu kan gak perlu dibilang ya. 

••• 
Kalo diinget inget, pernikahan kami udah setahun. Momok yg paling menakutkan adalah ditinggal suami karena disuruh mertua cari isteri lain yg bisa hamil. Belum lagi masyarakat yang sibuk nanyain kenapa belum hamil. Belum lagi, sepupu sepupu yg pada udah melahirkan padahal nikahnya deketan. Stress banget waktu itu, dikit dikit nangis. Tapi si suami selalu bilang emang belum dikasi Allah rejekinya mau gimana. Yap, kami menikmati masa pacaran yang halal selama hampir satu tahun lebih. Bedua aja kemana mana kayak orang pacaran. Itu waktu yang dikasi Allah karna selama pacaran beberapa tahun ketemunya kalo ditotal gak nyampe satu bulan, Nasib LDR. Eh bukan kami LDR goals yeeaayy. 
Jadi waktu mama bilang "dijaga baik baik kehamilannya, udah terlambat itu hamilnya" menurutku itu bukan terlambat. My baby datang disaat yang paling tepat. 

•••

Back to present. 
Its a gift. 
Akhirnya cek ke bidan buat mastiin dan dikasi vitamin karna mau kerja ke luar kota.
Dan beberapa minggu lalu cek ke dokter kandungan taraaaa.... udah ada jantungnya seneng bangeettt....

Mama tunggu kamu sayanggg.



Minggu, 23 April 2017

Minder


Aku menarik diri. Memang ku sengaja. Menjauh dari keramaian. Menjauh dari masyarakat.

Aku iri. Aku bukan seorang isteri yang baik. Aku masih menyimpan iri. Pada tetangga, pada teman, pada saudara.

Aku tidak iri mereka bergelimang emas. Aku tidak iri mereka berpakaian mewah yang harganya bisa untuk makan seminggu. Aku tidak iri mereka naik turun mobil mewah terserah saja. Aku hanya iri pada mereka yang pamer test pack di sosial media dengan dua garis merah. Aku iri pada perut buncit mereka. Aku iri pada elusab mesra suaminya di perut perempuan itu. Aku iri pada rona bahagia ibu ibu yang ku kenal menggandeng anaknya atau menantunya yang sebentar lagi akan menjadi seorang nenek.

Aku iri.

Iri setengah mati. Aku minder. Sebaiknya aku tidak menjumpai mereka. Aku menyibukkan diri dengan kegiatan lain. Aku berusaha mengalihkan pikiranku dari keinginan itu. Mengalihkan pembicaraan dari pertanyaan pertanyaan kenapa perutku belum juga membuncit.

Aku menjauh, karna aku iri. Karna aku begitu menginginkannya. Sementara Tuhan masih belum mengizinkanku memilikinya. Sementara jarak masih memisahkan ku dengan lelakiku. Aku menjauh karena kau takut dengan pertanyaan mereka. Dengan tuduhan tuduhan mereka. Dengan hinaan mereka. Aku takut dengan omongan mereka yang menyakiti hatiku.

Aku takut.

Bukan aku tidak ingin hamil.