Kamis, 31 Maret 2016

PerfecTea

Seperti rasa yang telah pulang. Menggenapkan rindu.

Aroma vanilla. pikirku.
Ya, kau begitu menyukai aroma vanilla. pun demikian dengan tubuhmu. Seperti sudah ditakdirkan bersama, vanila dan aroma tubuhmu membaur begitu memikat. Hangat dan Manis.

Aku menghela cardigan broken white kesayanganmu yang sengaja kau tinggal. ' untuk mengurai rindu ' katamu. Masih ada aroma vanilla dan tubuhmu tertinggal disana.

*
Ting....

Bandul di pintu masuk berbunyi, ada seseorang masuk. Seduhan teh ku hampir selesai ketika kulihat kau di depan pantry , mengamatiku mengaduk secangkir teh.

Bibirku bergumam pelan "Vanilla green tea?" tanyaku hati hati menawarkan.

Senyum sumringah mu sehangat aroma vanilla mengiringi anggukan kecilmu.
Ah ya itu kau... merentangkan tangan.
Aku berlari kecil kearahmu. Menyambut pelukan hangat beraroma vanila yang menggenapkan rinduku.

Masihkah perlu ku urai rindu, jika setiap aroma yang ku hela menitipkan harummu. Sempurna sudah, Rindu ini milikmu.



Merindu,
Amaliani.

posted from Bloggeroid

0 comments:

Posting Komentar