Kamis, 24 Januari 2013

Capsule : Nasi Goreng 211

Someday I'll say...
"Thanks God for sending the boy to me"


Aku memperhatikan pria yang ada disampingku. Makan dengan lahap nasi goreng telur yang kubuatkan dengan mata mengantuk. Tengah malam begini dia tiba tiba aja lapar. Seharusnya memang lapar melihat pekerjaannya seabreg-abreg.

Aku masih memperhatikan dengan seksama. Masih hapal cara makannya. 2 suap nasi, 1 potong telur dan seteguk air minum. Begitu berulang-ulang. Aku tersenyum masih masih ingat saat aku menebaknya dulu.

*
sebuah kampus di Nusantara
Seorang pria dengan kaos oblong dan sendal jepit membuatku melongo. Ni beneran kampus kan? Kenapa ada mahluk ajaib tidak pakai sepatu ke kampus ini?

Dengan santainya ia menuju kantin dan mengambil sepatunya dari bawah lemari kantin. Mengeluarkan kemeja yang udah kusutnya dari ransel hitamnya.
Simple. Dan setelah mengancingkan kancing terakhir kemejanya, dia melihatku yang terbengong bengong.
'Gak perlu bengong liat nya Lit.' Dia menghampiriku kemudia pergi.
Obeth. Aktivis berprestasi dikampusnya. Siapa sih yang gak kenal dia. Teman sekaligus musuh Rektorat. Tinggal nunggu Timingnya aja.

Gak habis pikir. Aku yang cuma mahasiswa K3- Kampus, Kos, Kampung- ini akhirnya bisa dekat dengan mahluk ajaib seperti itu. Bahkan jadi sahabat dekat.

Anehnya aku justru menikmati hubungan yang hanya sekedar sahabat ini.

*

Hujan deras kali ini berhasil membuatku menggerutu. Bagaimana tidak, paper yang kukerjakan semalaman tidak jadi di kumpulkan hanya karena Dosen tidak datang. Akhirnya aku memilih mengikuti kemauan Obeth nongkrong di kantin. Makan nasi goreng kampung Favoritnya.

2-1-1

Aku bergumam.

'ngapain lo?' tanya Obeth.
'dzikir..' jawab gue sekenaknya.
'ngapain lo liatin gue? Ntar jatuh cinta lo ma gue'
'ogah Obeth sayang'
'kenapa? Gue cakep, pinter, baik'
'Gue gak mau makan sama orang yang makannya 211'
'apaan?'
'2-1-1 2 suap nasi, 1 potong telur, 1 teguk air putih hahahah'
Obeth manyun.
'gue bakal buat lo jatuh cinta dengan itu.'
Aku terdiam.
setahun kenal Obeth aku sadar, dibalik ketidakpastiannya, ada satu yang pasti. Ia selalu menepati janjinya, membuktikan perkataannya.

*

lo kemana aja?

Sebuah post it ku tempelkan di pintu kamar kosnya.
Kosong. Lagi lagi kosong. Hampir sebulan Obeth tiba tiba menghilang.

*

nasi goreng 2-1-1 sekarang

pesan singkat itu mampir di ponselku lima belas menit yang lalu. Aku tau kemana harus pergi saat ini.

Pria berambut ikal itu sudah duduk dipojokan. Dengan nasi goreng yang belum tersentuh, ia masih berkutat dengan laptopnya.
Ada rasa yang tiba tiba saja menyeruak. Buncah. Mungkin ini yang disebut Rindu.

'Obeth 211. kemana aja lo?' tanya ku sok cuek. meredam geli di perutku. Kupu kupu yang berterbangan diperutku melihat wajahnya.

'Kangen lo?' aku mengangguk. langsung menggeleng.

'Gue ngerjain skripsi. Penelitian.'

'oohh... kasian tuh gak disentuh nasi goreng lo. gue abisin ya'

'gue nungguin elo, gue tau lo kangen gue makan nasi goreng 2-1-1 kan?'

aku nyengir.

*

Kau menepati janjimu, membuktikan kata-katamu. Membuatku jatuh cinta, kepadamu.

2 Tahun sejak Obeth lulus kuliah, aku baru saja menyandang gelarku setahun yang lalu.

'Lo bisa masak nasi goreng kan?' Tanya Obeth di sebuah warung nasi goreng suatu malam.

'Sepele lo, Nasi goreng buatan gue tu istimewa.'

'bagus deh. Lo mau nikah ama gue kan? buatin nasi goreng ya?' Obeth menghentikan ritual 211 nya. Melihatku dengan wajah serius. Bola mata cokelat dengan rahang tegas dan rambut ikalnya tak berubah sejak jaman kuliah dan malam ini, apa sih yang baru dia bilang?

'Lit, Lo mau kan jadi istri gue. Maaf nih kalo ngelamar lo warung nasi goreng gini.'

Aku masih bengong, Obeth mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Gelang.
Aku mengernyit. Ngelamar? bukannya cincin?

Kehidupan itu ada di Nadi. di sini. Lo itu alasan gue tetep bertahan hidup, Lit

*

Pecinta nasi goreng 211 ini benar benar menepati janjinya.
Aku jatuh cinta....


Medan, 25 January 2013

posted from Bloggeroid

0 comments:

Posting Komentar