Jumat, 11 Januari 2013

Capsule :The Distance

Kau tahu, jarak ini membuatku gila.

Weekend kesekian yang hanya diisi dengan sekantung pop corn manis dan diet cola oleh seorang perempuan mungil di kamarnya.
Kesepian? Tidak.
'Miss you so bad..
my heart, heart, heart so jetlagged'

Lirik Jetlag oleh Simple Plan mengalun begitu keras dari ponselnya. Disha berlari dari kamar mandi.
"Tunggu..." seolah si penelpon mendengar teriakannya. Terlambat. Tepat saat jemarinya menyentuh ponsel hitam dengan bandul Kitty, dering itu berhenti.
Disha menunggu beberapa saat. Tak ada tanda tanda ponsel itu akan kembali berdering. Perempuan mungil itu menghempaskan tubuhnya di karpet bulu berwarna merah maroon.

'Menunggumu adalah hal paling kubenci yang saat ini masih ku lakukan'

*
Lelaki berkacamata itu terlihat lelah, melepaskan kacamata bergagang hitamnya. Sudah seminggu ia berusaha tidur lebih larut. Sekedar menunggu suara di ujung ponselnya. Suara nyaring yang ia rindukan. Tapi malam ini ia terlalu lelah. Ini bahkan hampir pagi.
Ponsel putih miliknya tergeletak begitu saja di atas meja kerjanya. Tak akan ada yang menghubunginya, itu bukan ponsel satelit yang bisa menangkap sinyal di daerah terpencil seperti ini. Barusaja, ia memaksakan diri memanjat sebuah talang air, hanya untuk mendapatkan gelombang yang bisa melunturkan rindunya. Seperti malam malam sebelumnya, sia sia.

'Mengkhawatirkanmu tenggelam dalam rindumu membuatku merasa seperti pengecut'

*

"Lo kerja udah 48 jam, Dish. Itu yang lo bilang lo butuh kerjaan?" Theo mengusap wajahnya. Disha tau sahabatnya itu mengkhawatirkannya. Bagaimana tidak, setelah sejam yang lalu tiba tiba Disha minta jemput di kantornya dalam keadaan lemas. Pitam yang tiba-tiba saja membuatnya terjatuh.
"Gue butuh kerjaan itu buat weekend ini. Gue boring di Flat sendirian." Jawab Disha lemah.

' I miss you so bad...'

"Ponsel gue Yo?" Disha menunjuk Tas kerjanya.

Satu nama yang muncul di layarnya membuatnya langsung berseri.

"Rave... Baik-baik aja kan?" Disha memulai percakapan tanpa memberi salam.

'ternyata berpikir bukan hal yang sulit. Justru menghilangkanmu dari pikiranku membutuhkan energy sebanyak ini'

*
Lelaki berkacamata itu duduk di gubuk tertinggi di tempat itu. Tersenyum. Baru saja ia mendapatkan sinyal ponselnya, sebuah pesan masuk. Dari Theo.

udah gw bilang, setengah mati dia nahan kangen ma lo
Disha pingsan


'Rindumu tak pernah mampu ditaklukkan rasional'

"Jaga kesehatan. Aku segera balik Disha..."

*

Menghitung jarak tak pernah membuat hatiku jemu menunggu






posted from Bloggeroid

0 comments:

Posting Komentar