Minggu, 26 Agustus 2012

Kekuatan bahasa non verbal

Dalam berkomunikasi, kita memiliki 2 cara yaitu verbal dan non verbal. Bahasa verbal sendiri adalah cara berkomunikasi yang kita lakukan menggunakan kata kata. Cepat dimengerti oleh lawan bicara kita.

Hari ini aku belajar seni bahasa Non verbal. Dalam bahasaku sendiri adalah bahasa manusia. Yap. Karena bagiku tanpa mengerti apa yang kita ucapkan tapi kita bisa berkomunikasi dengan orang lain.

Kasus angkot 1
Tadi siang aku dan temanku berkunjung kerumah salah satu teman kami. Dengan menumpang angkot tentunya. Angkot tersebut cukup kencang. Dan berulang kali mengklakson kendaraan yang ada di depannya. Hingga akhirnya sepasang ibu bapak marah karena berulang kali di klakson. Hingga timbul pertengkaran.
Dari sini pelajaran yang diambil adalah dari bahasa non verbal adalah bahwa bahasa tersebut dapat menimbulkan emosi yang kuat dan mendalam.

Kasus angkot2
Angkot berikutnya yang kami naiki bukang angkot bagus. Speaker yang ada di dalamnya sedikit rusak. Dengan lagu yang berirama keras dan volume yang cukup memekakkan telinga, speaker itu menjadi komponen utama sumber kebisingan saat itu. Kami bertiga kebetulan berada dibelakang supir. Kami saling melirik dan melempar kewajiban siapa yang harusnya meminta kepada supir untuk mengecilkan volume. Berhubung supir angkot tersebut baru saja marah pada penumpang yang kurang membayar ongkos. Maka kami hanya diam menahankan kebisingan dari speaker tersebut. Berhubung sudah tidak tahan lagi, aku menutup sebelah telingaku yang mengarah ke speaker. Akhirnya aku benar benar tidak tahan dan menutup kedua telingaku. Untung saja supir melihat dari kaca spion apa yang kulakukan. Akhirnya dia mematikan total sumber kebisingan tersebut.
Bahasa nonverbal mampu digunakan ketika kata kata tak mampu terucap.

Kasus angkot 3
2 orang remaja tanggung menaiki angkot kami. Salah satu nya memegang rokok. Aku? Langsung saja tutup hidung. Demikian juga teman disebelahku. Siapa coba yang mau sakit dan meninggal karena asap rokok orang lain?
Dan entah demi alasan kesopanan atau kesehatan, temannya si perokok langsung mencabut rokok temannya dan membuangnya keluar angkot setelah melihat kami menutup hidung.
Pelajaran: cowok biasa biasa saja terlihat istimewa ketika tidak merokok apalagi melarang temannya merokok. :-)

Angkot 4
Angkot terakhir saat mau pulang. Kaca angkot tidak bisa dibuka. Di dalam angkot penuh sesak. Dan dengan konyolnya seorang pria paruh baya menghidupkan rokok. Dan meniupkan asapnya ketengah penumpang lainnya. Langsung saja para perempuan tutup hidung. Karena asap menyebar ke tengah angkot. Bahkan seorang bapak yang terlihat sederhana menutup hidung nya ketika ada asap rokok.
Semakin gak punya otak ketika si perokok setelah melihat kondisi penumpang lainnya merasa terganggu dia malah dengan santai mengeluarkan asap rokoknya di dalam angkot.
Dalam hal ini pelajaran yang bisa di ambil adalah bahasa nonverbal tidak bisa dipake untuk menghadapi orang yang tidak punya otak.

Well akhirnya karena saya memilih untuk tidak menghirup racun asap rokok orang tersebut, saya memilih turun dari angkot saat itu juga. Dan menyambung dengan angkot lain.

Hidup itu pilihan. Saya punya hak untuk sehat tanpa asap rokok saya.

posted from Bloggeroid

2 comments:

Wiwid Kurniandi As mengatakan...

di angkot mulu kasusnya tan,,
di pesawat gitu kek,, hehee

bagus kok tulisannya, ntar coba dipraktekin deh di angkot

Itan'S Blog mengatakan...

heheheh blom sempat naik pesawat bg...
:)

Posting Komentar