Cerita dari hidup yang singkat, seperti gelembung sabun.
Senin, 26 Maret 2012
Untuk sahabatku di jalanan.
terik matahari tak kau hiraukan lagi
bukan untukmu saja
untuk kami yang berduka
untuk ibu pertiwi yang menangis
untuk rakyat yang kelaparan
gas air mata, selongsong peluru tak kau takutkan lagi
demi kecintaanmu pada pertiwi
demi kekesalanmu pada perut buncit berdasi
demi hati kecilmu yang terhianati
cibiran hinaan
menjadi cambuk yang menyakitkan di benakmu
kau punya alasan
atas berjuta rakyat yang berharap
atas berjuta anak yang siap kehilangan pendidikan
atas semua yang bertumpu pada ideologimu
Selamat berjuang
restu ibu pertiwi menyertaimu....
Blog Archive
Labels
Alien
Anak Kos
anakku
Anakniburju
asrama
badai
Bahan Kuliah
banjir
becak motor
bencana
bkkbn
blog
blurb
bunga
cerita
cerpen
cinta
cowok keren
einstein
Fiction
fisika
Flash Fiction
Flashback
funny face
Gagas Media
Galau
gerak vertikal
hidup
him
Hope
image
iseng
jam
jenius
kau
keputusan KPU
kesal
kuliah
kutipan
life
mahasiswa
makanan
Malam Minggu
Marriage
married
medan
membaca
merried
mimpi
Mom
motivasi
nikah
perempuan
perubahan
pesanmama
Presiden terpilih
Prince
puisi
rejeki
rindu
Robot
sehat
Surat untuk presiden terpilih
tempat ini
Time capsule
tips
twitter
ulang tahun
unik
usaha
wife
work
Copyright (c) 2010 Asem Manis Hidup and Powered by Blogger.
2 comments:
wow, puisi nya bagus x kak.
Hendrikson FBI salut sama kakak..
:)
hahahha gg kok tu iseng ajjah
Posting Komentar