Rabu, 29 Juli 2015

Rindu yang tersisa

Jangan pergi... ucapku berulang kali. Aku masih rindu, bisikku dalam hati.

Jalanan lenggang, sepi. Hari itu kepulangannmu yang pertama di tahun ini setelah hampir enam bulan kita tidk bertatap muka. Aku tidak lupa bagaimana raut wajahmu. Hanya saja aku selalu sedikit gugup saat menjemputmu. Aku mengira ngira dari mana gugup itu datang. Mungkin dari rasa takut bahwa kau melihatku lebih gendut sekarang atau hanya rasa canggung karena aku terlalu terbiasa sendiri. Entahlah.

Slrppp.... ku minum sedikit coklat panas yang ku beli di lantai atas bandara itu, sedikit mengurangi gugup ku. Ah itu kau.... Berjalan dengan ransel biru kesayanganmu. Aku tersenyum canggung.

Tiba-tiba berharap kau tak usah pulang.

Hai... ucapmu sedikit ragu. Tanganmu bergerak sedikit linglung, antara ingin menjabat tanganku atau mengusap kepalaku.

Aku berharap kau tak perlu datang. aku terbiasa sendiri, terbiasa merindu.

banyak hal yang ingin aku ceritakan padamu, banyak tawa dan tangis yang ingin aku bagi denganmu. Bahkan sudah kurencanakan dari jauh hari sebelun nya. Tapi sekarang aku hanya menikmati hening denganmu, menggenggam tanganmu, memperhatikan senyummu. Kau tau? Aku semakin rindu.

Mungkin aku kehabisan kata. Aku terlalu buncah. Bisakah kau saja yang terus bercerita? Agar aku bisa terus memandang wajahmu. Bisakah kau tertawa sekali lagi? Aku ingin merekam tawamu dalam memoriku. Hey... bisakah kau disini saja?

Tak ada yang bisa menahan waktu. meski perlahan dia terus bergerak. Kau harus kembali pergi. meninggalkanku dengan kesendirianku. Bolehkah aku memohon pada waktu untuk berhenti? Kau begitu candu.

Mungkin sebaiknya kau tidak perlu datang. ucapku yang kau sambut dengan kening berkerut.

Karna kau akan pergi lagi, seperti sekarang. Jawabku.

Aku pasti kembali.... ucapmu menenangkanku.

Aku bukan tidak menginginkanmu. Aku hanya takut tidak bisa melepasmu pergi lagi.

Bisakah kau tetap disini..... Aku masih rindu.



29 July 2015

posted from Bloggeroid

0 comments:

Posting Komentar