Ladisha menggenggam tangan
perempuan muda itu.
“Kau tau?” bisiknya
“waktu selalu bisa melakukan
apapun.”
“Apa saja?” Tanya perempuan itu.
“Ya. Waktu bisa menjadi kunci,
menjadi obat, menjadi penentu apakah kau memang berjodoh dengannya atau tidak.” Mata Ladisha masih memandang jauh ke langit
senja di beranda rumahnya. Rumah bergaya minimalis itu memiliki beranda dan
taman kecil.
Ladisha mengambil sepotong cake
pisang buatan cucunya. Sama seperti lalu lalu, Ladisha memoleskan sedikit
cokelat kemudian menikmati cake pisang itu.
“masih sama seperti dulu rasanya”
ucap ladisha entah pada perempuan itu entah hanya bergumam.
“Kau tahu tentang Revan?” Tanya Ladisha.
“Perempuan muda itu menggeleng,
alisnya berkertut tak mengerti. Tapi wajah sendu Ladisha bersinar.
0 comments:
Posting Komentar